Sabtu, 26 Juni 2021

Opsi Inter-VLAN Routing dan Penjelasannya

 Terdapat 3 opsi Inter-VLAN Routing, yaitu:

  • Legacy Inter-VLAN Routing. Merupakan cara lama yang kurang efisien karena setiap VLAN harus terhubung ke satu interface pada Router.
  • Router-On-a-Stick. Ini adalah solusi alternatif untuk skala jaringan yang kecil hingga menengah.
  • Menggunakan MLS (Multi Layer Switch) dengan SVI. Merupakan cara yang paling efektif dan efisien untuk skala jaringan menengah keatas.

Legacy Inter-VLAN Routing

    Solusi yang pertama menggunakan interface Ethernet pada Router. Jadi setiap interface akan terhubung ke port switch di VLAN yang berbeda. Interface Router berfungsi sebagai Gateway default untuk lokal host di subnet VLAN.


    Ketika PC1 mengirimkan paket ke PC2 yang berada di jaringan lain, maka paket akan diteruskan ke default gateway 192.168.10.1. R1 menerima paket pada interface G0/0/0 dan memeriksa alamat tujuan dari paket tersebut. R1 kemudian merutekan paket tersebut keluar melalui interface G0/0/1 menuut port F0/12 pada VLAN 20 di S1. Terakhir, S1 meneruskan paket tersebut ke PC2. 


Router-on-a-Stick

    Metode Router-on-a-Stick mengatasi keterbatasan Legacy Inter-VLAN Routing. Pada metode ini hanya membutuhkan satu interface Ethernet fisik untuk merutekan lalu lintas antar VLAN pada jaringan.

    Interface Ethernet pada router Cisco dikonfigurasi sebagai Trunk 802.1Q dan terhubung ke Switch Layer 2. Secara khusus, interface router dikonfigurasi menggunakan subinterfaces untuk mengidentifikasi tiap VLAN agar dapat melakukan Inter-VLAN Routing.

    Subinterface yang dikonfigurasi merupakan interface virtual namun terhubung dengan satu interface fisik Ethernet. Subinterface dikonfigurasikan secara independen dengan alamat IP dan VLAN ID. Subinterface tersebut dikonfigurasikan sesuai dengan subnet tiap VLAN untuk dapat melakukan routing.

    Saat lalu lintas VLAN memasuki interface router, lalu lintas tersebut akan diteruskan ke subinterface VLAN. Router akan menerukan paket tersebut berdasarkan alamat tujuan. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada gambar berikut.



Konsep Inter-VLAN Routing

 Inter-VLAN Routing adalah proses meneruskan lalu-lintas jaringan dari satu VLAN ke VLAN yang lain.

▪ Inter-VLAN adalah proses pembagian segmen pada jaringan lokal yang tujuannya yaitu untuk menghubungkan vlan yang berbeda network maupun ip.

▪ Inter-VLAN memerlukan perangkat yang dapat berjalan dengan layer 3, dengan menggunakan router sebagai penghubungnya. 

Kenapa Menggunakan Inter-VLAN Routing

  Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.

    Inter-VLAN Routing pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan beberapa VLAN yang berbeda agar dapat saling berkomunikasi. Dikarenakan setiap paket data yang akan dikirimkan akan melalui proses routing terlebih dahulu, baru diteruskan ke tujuan. Hal ini dilakukan karena proses routing hanya meneruskan paket data saja, bukan menyebarkan paket data ataupun broadcast untuk menemukan alamat tujuan

Kelebihan dan Kelemahan Routing Statis dan Dinamis

 

  • Kelebihan Routing Statis

  1. Meringankan kinerja dari prosesor router karena pemrosesan sudah tersebar pada setiap router.
  2. Menghemat bandwidth karena tidak ada bandwidth yang terbuang saat terjadi pertukaran paket.
  3. Memperoleh informasi dari isi tabel routing pada saat terjadi proses tukar menukar paket.
  4. Routing statis lebih aman
  5. Administrator bebas menentukan jalur jaringan

  • Kekurangan Routing Statis

  1. Network admin harus mengetahui segala informasi tentang router yang tersambung.
  2. Hanya bisa untuk jaringan berskala kecil
  3. Konfigurasi lebih rumit apalagi kalau banyak komputer yang terhubung
  4. Membutuhkan waktu konfigurasi yang lebih lama
  5. Jika ada jalur yang rusak jaringan akan terhenti

  • Kelebihan Routing Dinamis

  1. Proses konfigurasi jaringan lebih cepat
  2. Bisa digunakan untuk jaringan berskala besar
  3. Jika ada jalur yang rusak tetap aman
  4. Jalur ditentukan secara otomatis oleh sistem

  • Kekurangan Routing Dinamis
  1. Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar
  2. Jalur yang bisa menentukan adalah sistem bukan dari administrator
  3. Membutuhkan RAM yang lebih besar untuk menentukan jalur terbaik saat terjadi down

vlan trunking

  TRUNKING 

  1. Trunking adalah mekanisme yang digunakan untuk membentuk sebuah internetwork, atau Internet, yang terdiri dari local area network (LAN), virtual LAN (VLAN) atau Wide Area Network (WAN). 
  2. Switch saling berhubungan untuk membangun jaringan ini menggunakan trunking. Trunking tidak terbatas pada media apa pun karena tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan bandwidth yang tersedia di semua jenis jaringan.
  3. Jaringan Cisco memiliki port trunk dan akses port. 
  4. Port trunk memungkinkan traffic dilakukan untuk semua VLAN atau salah satu VLAN. 
  5. Access ports, bagaimanapun, memungkinkan traffic untuk dibawa ke VLAN yang ditentukan saja. 
  6. Port trunk menggunakan proses tagging saat membawa data. 
  7. Setiap tag dicentang oleh switch untuk menganalisis switch mana yang akan menerima traffic.
  8.  Access ports tidak memiliki tag karena mereka membawa atau mengirimkan data ke VLAN tertentu

KAPAN MENGGUNAKAN TRUNKING 

  1. Misalkan ada sebuah gedung yang mempunyai 2 Lantai dan masing-masing lantai ada switch. 
  2. Disatu lantai tersebut mempunyai 1 switch, kemudian kita ingin komputer yang ada di lantai 1 bisa terhubung ke komputer yang ada di lantai 2. 
  3. Pada kondisi seperti inilah trunking dibutuhkan. 
  4. Jadi switch yang berada di Lantai 1 di trunking ke Switch di lantai 2. 
  5. Begitu juga dengan Switch yang di lantai 2 di trunking juga ke Switch di lantai 1. 
  6. Sederhananya trunking ini bisa sebut jembatan penghubung antar Switch

Komponen Dasar WLAN Berikut Contoh Perangkat

 


Jenis-Jenis Antena Jaringan

 1. ANTENA GRID

Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer. Fungsinya adalah dimana antena ini adalah menerima dan mengirim signal data dengan sistem gelombang radio 2,4 Mhz.

2. ANTENA SECTORAL

Antena yang juga di gunakan untuk access point to serve a point-to-multi-point (P2MP) links. Sudut pancaran antena ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.

3. ANTENA OMNI

Antena yang memiliki pola pemancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama. Antena ini hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat

4. ANTENA PARABOLIC

Memiliki fungsi dan frekuansi yang sama dengan antena grid. Memiliki jangkauan lebih jauh dan lebih fokus dibandingkan antena Grid. Digunakan untuk aplikasi point to point jarak jauh.

5. ANTENA YAGI

Yagi adalah antena yang paling umum digunakan dalam aplikasi yang beroperasi di atas 10 MHz.

Opsi Inter-VLAN Routing dan Penjelasannya

 Terdapat 3 opsi Inter-VLAN Routing, yaitu: Legacy Inter-VLAN Routing. Merupakan cara lama yang kurang efisien karena setiap VLAN harus terh...